Rabu, 10 September 2014

Biografi Lim Sioe liong









Sudono Salim / dikenal juga dengan nama Lim Sioe Liong (林紹良) adalah seorang pengusaha asal Indonesia, dia pernah dianggap sebagai orang terkaya indonesia, Dia adalah kepala dari konglomerat Grup Salim sebelum membalik manajemen untuk anak bungsunya Anthony Salim. 

Salim lahir di Fuqing, Fujian, Cina, sebagai anak kedua dari seorang petani. Dia meninggalkan Fujian pada tahun 1936 untuk bergabung dengan saudaranya Liem Sioe Hie dan saudara iparnya Zheng Xusheng di Medan, Sumatera Utara. Salim mengurusi usaha perdangan minyak kacang saudaranya hingga menjadi pasar cengkeh dimana pada saat itu sedang berkembng pesat karena adanya kenaikan produksi rokok kretek. ketika di medan dia memberikan supply obat-obatan kepada para tentara dan membuat kontak dengan Soeharto, seorang perwira tentara. Salim membantah tuduhan bahwa ia juga menyediakan senjata kepada tentara Indonesia untuk melawan pasukan Belanda, Sebagaimana tentara menyita usaha Belanda setelah kemerdekaan, usahanya menyerap banyak aset mereka dan memperoleh monopoli di pasar cengkeh, tetapi ia membantah bekerja dengan Soeharto dalam memperluas usaha nya.

Setelah pindah ke Jakarta pada tahun 1952, Salim memperluas bisnis perdagangannya dengan membentuk hubungan dengan pengusaha etnis Tionghoa lainnya di Singapura dan Hong Kong. Pabrik sabun Nya menjadi salah satu pemasok utama untuk Tentara Nasional Indonesia. Dia kemudian memperluas usahanya ke tekstil dan perbankan, akhirnya mendirikan bank swasta terbesar di Indonesia-Bank Central Asia (BCA). Setelah penggabungan pada tahun 1968, ia mendapatkan hak untuk monopoli cengkeh impor. Sebuah perusahaan patungan dengan pengusaha Hokchia lain menjadi produsen terbesar tepung di Indonesia. Kedua perusahaan dikatakan telah memberinya modal untuk mendirikan raksasa semen Indocement pada tahun 1973. Pada tahun 1990, ia mendirikan produsen makanan Indofood

Salim menyerahkan pengelolaan konglomerat Grup Salim pada tahun 1992 untuk anaknya Anthony Salim. Pada tahun 1997, Grup Salim memiliki US $ 20 miliar aset dan termasuk lebih dari 500 perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 200.000 orang Indonesia. Ketika krisis keuangan Asia memukul, konglomerat yang dikeluarkan US $ 4,8 miliar pada utang. Salim kabur ke Singapura selama kerusuhan Mei 1998, ketika massa membakar rumahnya di Jakarta; anaknya tetap untuk membangun kembali Salim Group. Dia akhirnya menetap di Los Angeles di Amerika Serikat. Majalah Forbes memasukkan dia sebagai pengusaha terkaya ke-25 di Asia Tenggara pada tahun 2004 dengan kekayaan bersih US $ 655.000.000.

Salim memiliki empat putra dan satu putri. Sudono meninggal pada 10 Juni 2012 pada usia 95 karena penyebab alami di Singapura (Raffles Hospital).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar